Rabu, 25
April 2012 - Sebuah pendekatan baru untuk menyelidiki ketaknormalan
kromosom yang sulit ditemukan telah menemukan 33 gen yang berasosiasi dengan
autisme dan gangguan terkait, 22 diantaranya baru. Beberapa gen ini tampaknya
berubah dalam cara berbeda pada individu dengan gangguan jiwa seperti
schizofrenia, gejala yang dapat berawal di masa remaja atau dewasa.
“Dengan
membariskan genom sekelompok anak dengan ketaknormalan perkembangan syaraf,
termasuk autisme, yang juga dikenal sebagai ketaknormalan kromosom, kami
menemukan titik pasti dimana untai DNA terganggu dan segmen tertukar di dalam
atau antar kromosom. Sebagai hasilnya, kami mampu menemukan sederetan gen yang
memiliki dampak individual kuat pada gangguan ini,” kata James Gusella, PhD,
direktur Pusat Penelitian Genetika Manusia Rumah Sakit Umum Massachusetts (MGH
CHGR) dan pengarang senior makalah Cell. “Kami juga menemukan kalau banyak gen
ini berperan dalam berbagai situasi klinis – dari catat intelektual parah
hingga schizofrenia muncul dewasa – membawa pada kesimpulan kalau gen-gen ini
sangat sensitif bahkan pada gangguan kecil sekalipun.”
Dokter
yang mengevaluasi anak dengan ketaknormalan perkembangan syaraf sering memesan
uji untuk memeriksa kromosom mereka, namun walaupun uji ini dapat mendeteksi
ketaknormalan yang signifikan dalam struktur kromosom, mereka tidak dapat menemukan
gen tertentu yang terganggu. Varian struktur yang dikenal sebagai ketaknormalan
kromosom seimbang (BCA) – dimana segmen DNA bergerak ke lokasi berbeda
dalam kromosom yang sama atau tertukar dengan segmen lain di kromosom lain,
menyisakan ukuran keseluruhan kromosom yang tidak berubah – dikenal lebih umum
dalam individu dengan gangguan spektrum autisme daripada dalam populasi
kontrol. Beberapa tahun lalu Gusella dan Cynthia Morton, PhD, dari Rumah Sakit
Brigham dan Women memulai Proyek Anatomi Genom Perkembangan untuk menemukan
gen-gen penting secara perkembangan dengan menyelidiki BCA, namun tugas
menentukan patahan kromosom tertentu ini lambat dan membutuhkan kerja keras.
Untuk
memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai dampak potensial BCA pada
autisme, tim peneliti mengambil manfaat dari sebuah pendekatan baru yang
dikembangkan oleh Michael Talkowski, PhD, dari MGH CHGR, kepala pengarang dalam
makalah Cell, yang memungkinkan pembarisan genom keseluruhan individu dengan
cara yang dapat mendeteksi patahan BCA. Seluruh prosedur dapat dicapai dalam
kurang dari dua minggu dibandingkan berbulan-bulan seperti yang dilakukan
sebelumnya. Pemindaian genom dari 38 individu yang didiagnosa menderita autisme
atau gangguan perkembangan syaraf lainnya menemukan patahan kromosom dan
penyusunan ulang dalam daerah penyandi non protein yang mengganggu 33 gen,
hanya 11 yang sebelumnya telah diduga berkaitan dengan gangguan ini.
Saat
mereka mengkompilasi hasil mereka, para peneliti tersendat pada berapa banyak
gen terganggu BCA yang mereka temukan telah berasosiasi dengan gangguan jiwa
dalam studi sebelumnya. Untuk menguji pengamatan mereka, mereka memeriksa data
dari studi asosiasi genom terbesar dalam schizofrenia hingga saat ini – dengan
bekerja sama dengan Mark Daly, PhD, juga dari MGH CHGR yang memimpin studi
tersebut – dan menemukan kalau ada jumlah gen terganggu BCA yang signifikan
ditemukan dalam studi sekarang berasosiasi dengan schizofrenia ketika diubah
oleh varian yang lebih lembut yang umum dalam populasi.
“Teori
kalau schizofrenia adalah gangguan perkembangan syaraf telah lama
dihipotesiskan, namun kita baru sekarang mulai mengungkapkan sisi spesifik dari
dasar genetika yang mendukung teori tersebut,” kata Talkowski. “Kami juga
menemukan kalau berbagai variasi gen – delesi, duplikasi, atau inaktivasi –
dapat menghasilkan efek yang sangat mirip, sementara dua perubahan yang sama
dalam lokasi yang sama dapat memiliki manifestasi perkembangan syaraf yang
sangat berbeda. Kami menduga kalau penyebab genetik dari autisme dan
ketaknormalan perkembangan syaraf lainnya bersifat kompleks dan sepertinya
melibatkan banyak gen, dan data kami mendukung hal tersebut.”
Tambahan
dari Gusella, yang merupakan profesor neurogenetika di Sekolah Medis Harvard,
“Hasil kami menunjukkan kalau banyak gen dan jalur penting bagi perkembangan
otak normal dan gangguan tersebut dapat membawa keanekaragaman kondisi
perkembangan atau jiwa, menjamin studi lebih jauh yang ekstensif. Kami berharap
menyelidiki bagaimana gangguan gen ini mengubah gen dan jalur lain dan seberapa
luas penyusunan ulang ini dalam populasi umum. Ini adalah langkah pertama dalam
apa yang akan menjadi perjalanan besar menuju memahami gen yang ada dibalik
patofisiologi gangguan perkembangan syaraf dan jiwa dan mengembangkan
perlakukan klinis baru.”
Peneliti
dari 15 lembaga di tiga negara – termasuk Rumah Sakit Umum Massachusetts,
Lembaga Broad, Rumah Sakit Brigham dan Women, dan Sekolah Medis Harvard –
bekerjasama dengan Talkowski, Gusella, Morton, dan Daly dalam penyelidikan ini.
Dukungan untuk studi ini mencakup dana dari Lembaga Kesehatan Nasional,
Inisiatif Penelitian Autisme Yayasan Simons, dan Autism Speaks.
Sumber
berita: Massachusetts
General Hospital.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar